Senin, Oktober 26, 2009

Lagi, puisi kali ini



*Sebenar Nyata (Pelipur Lara)~

Lagi, kutegaskan padamu, Bumi!
hasrat ini tlah lama terpatri
bahwa terbalasnya hakiki (adalah) di hari nanti
dan kubungkam diri atas sgala ironi

Maafkan aku (wahai) Dunia!
sebab tiada kubela kau (dengan) sepenuh nyawa
(Termasuk teramat) sangatlah murah jika total jiwa sekedar terharga fana
(perihal) fana adalah sebenar-benar pemerdayaan (atas harga totalitas jiwa)
sebab ia(nya) hanyalah layak dan pantas tertukar (perihal) baka

Maaf, Tuan dan Nona!
gadaian setia ini cumalah keabadian
dan tiada kujual kendati terkemas tawa
padahal terang di mata jiwa akan label neraka
tidak, tiada semudah itu anda kerjai mata hati nan jeli ini
ia.. teliti

Sungguh, maaf, Tuan dan Nona!
pun bukan sanjung hiburan peredam kejelian
atau acungan jempol pembungkam kepedulian
(sungguh, tiada kuinginkan itu semua)

Cinta (yang meng-)angkasa tidaklah kan sirna tersapu angin samudera kesalahpahaman
tiada terkikis deburan ombak syak prasangka
pun takkan hanyut tenggelam terbanjir sungkan
Karena angkasa..cumalah berbatas semesta
sedang samudera..hanyalah kulit benua

Tuan dan Nona, bagiku memanglah tak menarik (lagi) yang namanya aura retorika
sebab pelipur sukma yang bagiku nyata
adalah keterusterangan anda
dengan tingkat kewajaran nyaris sempurna
dan bertajuk: apa adanya
tanpa manipulasi data,
tanpa makar-makar penuh rekayasa terbalut bungkus kepura-puraan

dan biarlah kuingat sentiasa..kebijak(sana)an-Nya
atas SGALA urusan kita
--------->> Magelang, 28 sept 09 | 22:36 <<-------------