Senin, Mei 18, 2009

berapa harga iman?








Kalo tim nasyid Raihan bilang: “iman adalah mutiara”, kemudian (misalnya) mutiara itu dinisbatkan sebagai analogi harga iman, maka…

Teramat sangat murah harga tersebut. Yha, suangat murah jika sekedar dihargai sebagai mutiara. Hai tanya kenapa?

Karena..
Salah satu jawaban dari pertanyaan “berapa harga iman?” ada pada formula “rumus canggih” berikut ini..

Yang ini…
QS (3) Ali 'Imran: 91 ( keadaan orang-orang yang meninggal dalam keadaan tanpa iman).

Ternyata suangat muahaaal euy harga iman tu ..
EMAS SEPENUH BUMI aja gak cukup untuk menghargainya.

"..Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)" QS [7] Al A'raaf:126
***
>> back sound: Keimanan by Shaffix
Keimanan
Album :
Munsyid : Haris Syafik
http://liriknasyid.com


Andai matahari di tangan kananku ..
Takkan mampu mengubah yakinku,
Terpatri dan takkan terbeli dalam lubuk hati

Bilakah rembulan di tangan kiriku ..
Takkan sanggup mengganti imanku,
jiwa dan raga ini apapun adanya

Andaikan seribu siksaan ..
terus melambai-lambaikan derita yang mendalam..
Seujung rambut pun aku takkan bimbang
jalan ini yang kutempuh

Bilakah ajal 'kan menjelang ..
jemput rindu-rindu syahid yang penuh kenikmatan
cintaku hanya untuk-Mu,
tetapkan muslimku selalu
(tetap 'kan muslim ku selalu)

Pengirim lirik: salma

Rabu, Mei 06, 2009

never ending brotherhood




dapet email dari teman, belum mencantumkan sumbernya.
setelah mencoba tanya mbah gugel, ada beberapa postingan terkait, sebagian besar mencantumkan sumber "dari sebuah millis", postingan awal sekitar tahun 2004 (berdasarkan googling saya).
gak bosen2nya mbaca berulang kali ..
keren abis lah pokoknya.
gak percaya?
coba aja anda baca, saya yakin bikin ketagihan.
he ...
nih loh ...
(met mbaca)
***

Musim semi kini telah tiba

Bunga-bunga bermekaran

Di sepanjang jalan warna berganti

Segar asri berseri dihati




”Aku ingin keluar dari jamaah ini!”, sepotong kalimat terlontar dari seorang ikhwah. Bukan untuk yang pertama kali, namun sudah tak terhingga kalimat ini mengiang di telinga kita. Bukan pula yang terakhir kali, karena inilah sunatudda’wah. Pernyataan ini senantiasa membekas di setiap zaman, di setiap episode dakwah, dari zaman kenabian sampai hari kiamat.


”Silahkan akhi, silahkan ukhti”, jawab seorang ikhwah menimpali. Beberapa dari kita mempersilahkan kepergian saudara dari barisan ini dengan sikap biasa-biasa. Sikap yang lahir dari pemahaman bahwa hal ini merupakan sunnah dakwah, bahwa akan selalu lahir ikhwah-ikhwah baru, mujahid-mujahid baru, bahwa Islam akan tetap terpelihara sehingga tidak pantas barisan ini merengek-rengek demi menahan kepergian seseorang, bahwa seleksi alamiah berlaku untuk membersihkan orang-orang yang barangkali memang kurang pantas mengemban amanah ini. Sikap ini tidak salah, banyak yang menerapkan dengan apa adanya, maka akhirnya tidak sedikitlah yang benar-benar mundur dari barisan ini .


Saat kita bersemangat, memiliki level iman yang stabil atau sedikit lebih baik, kita seolah-olah melihat saudara kita pun seperti kita. Menerapkan standar stabilitas keimanan kita kepada saudara-saudara kita, atau bahkan adik (ikhwah baru) kita. Maka, ketika kondisi saudara kita tidak stabil, sedang mengalami fluktuasi iman, futur, kita pun menganggapnya sebagai kader manja. Kita melihatnya dengan perspektif berbeda dengan apa yang dirasakannya atau yang dibutuhkannya. Kita yang stabil memaksa agar ia bisa survival bertahan di garis keimanan. Sehingga kita tidak merasa terlalu perlu untuk memberinya nasihat, atau motivasi-motivasi keimanan. Sementara betapa ia butuh sentuhan-sentuhan perhatian kita.


Kita berpikir bahwa suatu saat, kita akan hidup sendiri tanpa seorang ikhwah yang menemani di suatu daerah. Sehingga kita mengira bahwa kita harus bersiap-siap untuk hal tersebut. Maka ketika ada seorang yang futur, kita bersikap seolah-olah tidak peduli padanya. Dan ketika dia benar-benar mengucapkan, “selamat tinggal”, kita menyalahkannya atas kelemahannya. Kita menyelamatkan diri atas kesalahan dari futurnya saudara, dengan hiburan-hiburan bahwa ini adalah sunatuddakwah.


Tidak sedikit kisah-kisah futurnya ikhwah dari barisan ini setelah tarbiyah bertahun-tahun. Bukan hal yang mengejutkan memang, ulama bahkan ada yang murtad, berganti haluan, ustadz pun ada yang terjatuh, saat tergiur dengan indahnya dunia. Kehilangan seorang yang telah memiliki kepahaman dan mobilitas dakwah yang tinggi, apakah bisa diganti dengan masuknya 50 orang baru dalam barisan ini, tanpa kepahaman dan aksi dakwah yang mapan? Lepasnya seorang kader produktif apakah bisa ditutupi dengan hiburan bahwa 50 baru orang yang baru-baru mengikuti daurah tahap awal, dengan produktifitas dakwah yang masih nol?


Sahabatku, apakah orang yang baru tarbiyah 1 atau 5 tahun telah bisa menyamai kepribadian Ka’ab bin Malik ra?. Nilai keimanan memang tidak bisa diukur dengan lamanya tarbiyah, namun kita bisa melihat secara umum bagaimana kondisi keimanannya dengan parameter usia interaksinya dengan dakwah. Apakah kita akan menyikapi seorang yang baru setahun liqo dengan sikapnya Musa As kepada Harun As saat beliau menarik jenggot saudaranya?. Atau kita mencoba mengikuti marahnya Abu Bakar ra. Kepada Umar ra yang memilih jalur ‘lembut’ dalam menyikapi Musailamah dan orang-orang yang menolak zakat?. Sekeras itukah kita berperilaku terhadap seorang ikhwah?. Dimana senyummu saat pertama bertemu bersama dalam dakwah ini, dimana pelukmu seperti kepada adik-adikmu yang baru masuk dalam aksi tarbiyah?

Kunjungilah saudaramu, ketika lama ia tidak menyapamu, smslah ia saat sang adik tidak pernah muncul-muncul dalam pertemuan keimanan. Datangilah mereka yang lemah, mereka yang manja, tularkan petuah-petuah juangmu. Apakah benar sudah saatnya mereka survival dalam menjaga stablitas keimanananya Tidak, tidak ya akhi, cukuplah derai airmata ini, cukuplah kesedihan hilangnya seorang ikhwah berhenti sampai disini, dekaplah dan tahanlah mereka yang hendak pergi.


Kuntum bunga boleh layu, namun rekahnya bunga-bunga mujahid harus terjaga tetap hadir di sebuah kebun.


***

Dunia ibarat sebuah terminal

Hanya tempat persinggahan

Bersabarlah hadapi ujian

Tak kan lama kan tinggal


(Lirik Nasyid dari Suara Persaudaraan)
***
>> backsound: Senandung Ukhuwah by Aghave

Selasa, Mei 05, 2009

berbenah langkah berbekal sejarah







Doa ketika mengalami hal buruk atau kalah dalam suatu urusan

Qodarullooh, wa maa syaa-a fa-’al

“semuanya sudah ditakdirkan oleh Allah, apa saja yang telah Dia takdirkan, pasti terjadi*)
***
*) “mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing memiliki kebaikan. Berusahalah untuk melakukan yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan menjadi lemah. Kalau engkau tertimpa sesuatu, jangan mengatakan: “seandainya tadi kulakukan ini dan itu, (tentu akan baik jadinya),” tapi katakanlah: “semuanya sudah ditakdirkan oleh Allah. Segala yang ditakdirkan oleh Allah, pasti akan terjadi.”. karena (kata) ‘seandainya’ adalah pembuka pintu syetan.” Diriwayatkan Muslim IV/2052.
***
Gak usah linglung dengan ’kegagalan’ atas capaian-capaian atau target yang kita patok. Mengapa demikian? Karena sesungguhnya mudah saja langkah yang perlu kita lakukan berikutnya, yang jelas bukan linglung, apalagi ngambek.. akan tetapi .. melainkan .. ( mendiang Timbul Srimulat mode on ... *diem lama banget sembari menaruh ibu jari tangan di kening/jidat*)... yakni mengevaluasi ’langkah-langkah masa lalu’ kemudian berembug langkah solutif yang hendak ditempuh. Ya, berbenah langkah berbekal sejarah.
Bisa pula didahului dengan langkah awal berupa refreshing.. melakukan perjalanan..
Senyum ... v(=^_^=)/
***
>> back sound:
Senyum Dong Fren!
Album : Senyum Dong Fren
Munsyid : Justice Voice
http://liriknasyid.com

Intro:
(suara "kemresek" yang memang disengaja plus siaran agak "nyleneh" by JiVo)

Huuuuauuu huauuu woi ya ya... 2x

*Hari ini kumulai dengan ceria
Senyum sapa kepada semua orang
Ku ucap salam untukmu teman-teman
Oh semoga rahmat dan berkah-Nya terlimpah untuk semua

Reff 1:
123... ku langkahkan kakiku dengan Bismillah
Yakinlah hari ini begitu indah
456... ku lakukan apa yang baik kudapat
Oh... semuanya sangat indah...

Fren... ngapain kok kamu cemberut aje
You punya problem ya harus diselesaiin
Kalo cuma dipikir kamu bisa tambah pusing
Kalo kena migrain... duh aduh kepala sakitnya bukan main...

Reff 2:
123... selesaikan masalah tanpa masalah
Dengan amal dan hati tertuju pada-Nya
456... ingat semua adalah ujian dari-Nya
agar kamu makin dewasa...

interlude...
Huuauuu huaau woi ya ya... (fill ini "tepuk tangan")

back to *

Ending:
Hari ini kau makin ceria
Senyum sapa pada semua orang...
Hari ini kau makin dewasa
Senyum sapa pada semuanya...
Huuaauu huuaauu woi ya ya... 2x

Senyum Dong Fren!
karya: Asep JV
Arr.: Asep, Jusvan & JV
Vokal/Falset: Asep
Back Bariton: Faris, Backing 1: Eko P, Back 2: Faris, Back 3/Falset: Jusvan
Bass: Wiwied
[Tepuk tangan pilihan dengan alat atau bareng?]

---
Ronny “Gemilang” Harjito, A.Ma.
http://karatekapuitis.blogspot.com/

Sabtu, Mei 02, 2009

a good partner is essential








untuk calon partner saya yang kini entah sedang ditaruh di mana oleh-Nya:
video di atas tu sekedar penegasan atas urgensi "a good partner".
link berikut ini merupakan sebagian bekal untuk menjadi good partner (insyaallah), silahkeun klik aja di sini.
***
>> backsound:
Satu Harap
Album :
Munsyid : Hardzero
http://liriknasyid.com


Sendiri...
ku terpaku di sini
Tak henti...
Lalui kenangan indah dulu
Serasa diri ingin berlari
Mengejar masa yang tlah berlalu
Bilakah semua ini terjadi
Impian takkan pernah terbeli

Esok kan pasti
ku jelang cahya hati
Agar hidup ini slalu penuh arti
Satu harap yang kubawa dalam hati
Kekal cinta takkan pernah ternodai

Di manakah ku cari teman sejati
Tuk arungi perjuangan suci ini
Di manakah ku cari cinta hakiki
Agar kenangan indah terulang lagi.

Pengirim : Wida Adhitya Murpratama
Sumber http://Cafe nasyid

asmara merdeka


untuk siapa pun anda yang pernah terlibat asmara:






ASMARA MERDEKA
*Ronny"Gemilang"Harjito,A.Ma~
***
kuingin asmara merdeka
asmara dengan sebab cinta
bukan asmara yang tiba-tiba muncul rasa
pun bukan asmara yang ku tak tahu apa sebabnya
bukan pula asmara penuh rekayasa


kuingin asmara merdeka
asmara dengan sebab cinta
dan kuingin cinta dengan sebab iman
sungguh, ku tak ingin cinta dengan sebab selain-Nya
***
wrote@cangkang bekicot,
ahad, 26 april 2009, 21:33 wib
*****
*) back sound: Langgam Kenangan Muda by Suara Persaudaraan

Jumat, Mei 01, 2009

maafkan aku (wahai) dunia









Assalaamu'alaikumWrWb
Dengan menyebut nama-Nya Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, saya, Ronny Harjito, A.Ma, meratap pinta kelegaan hati siapapun yang pernah berinteraksi dengan saya agar MEMAAFKAN SEMUA KESALAHAN saya.
***

*) back sound: Pertengkaran Kecil by Edcoustic