Sabtu, Desember 27, 2008

Jadi...?

Tak perlu
Benar-benar tak perlu
Ragu itu

Berani aja
Sembari kauingat dengaran melodi pertemuan nan indah itu
Ya, indah
Coba ingat lagi!
Indah, sungguh indah

Makanya hadirkan keceriaan itu
Ciri khasmu yang dengannyalah sgalanya bermula

Dan bila tiba masanya kau lantangkan seruanmu,
Melompatlah setinggi mungkin dengan hentak kakimu nan perkasa
Luahkan dengan perangai nan mempesona
Namun jua sanggup menggetar jiwa

Maju!
Maju!
Dan majulah!

Bukankah begitulah dirimu sejak semula?

Dan ...
Kala pilu datang bertamu,
Jangan manipulasi hatimu dengan senyummu
Ia memang bagian darimu
Terima dengan rela
Muliakan dengan pencerahan sempurna yang bernama ketabahan

Oya, ingat saja syair-syair perkasa si burung merak
Kala rapuhmu coba menyela
Sungguh, kebaikan itu memang ditebar-Nya dalam lingkup semesta
Sangat luas kan?
Tentu iya

Kenang saja tantangan
Kenangkan pula kemenangan

Pun bila tiba suatu masa
Bahwa musuh-musuhmu membutuhkan bimbinganmu
Bimbinglah mereka dengan kadar cinta nan membaka

Besarkan pula jiwamu dengan alunan pengiring para tentara
Gagah euy
Lihatlah mereka tatkala berjalan tegap dengan iringan dram berhentak sama!
Iya, tegaplah kau melangkah!

Suatu hari, negosiasi pun akan datang menghampirimu
Ada yang saling menguntungkan sejati
Ada pula kamuflase mimikri
Tetap waspada adalah perisai tingkat tinggi

Coba teriakkan lagi pada relung hati bahwa kau insan peduli
Penjaga militansi diri dan para sahabat surgawi

Kelak, ada keindahan hakiki nan tiada pernah henti
Di mana segalanya tak ada mati
Sebagai balasan bagi mereka yang meniti jalan ini

Jadi, masihkah tak kau minati?
-----

Markaz mungil, 24 Des 08, 11:52 am
Ronny`Gemilang’Harjito, A.Ma.


*) back sound: Meraih Sukses by Kafilah FNI

Minggu, Oktober 19, 2008

Trs: Contact Pansus RUU Pornografi (Urgently Soon!!)

— Pada Sab, 18/10/08, wawan darmawan menulis:

Dari: wawan darmawan
Topik: Contact Pansus RUU Pornografi (Urgently Soon!!)
Kepada: “habiburrahman el-shiraji”
Tanggal: Sabtu, 18 Oktober, 2008, 2:44 PM

Assalamu’alaikum.

Peluang kebaikan seorang agen pengubah: Segera kirim sms dukungan pengesahan Undang-Undang Anti Pornografi ke 08552102650 (Radio MQ), transkipnya akan dikirim ke DPR RI.

alternatif lain mendukung RUU APP: ” Mohon dikerahkan organisasi, LSM maupun pribadi UNTUK MENGIRIMKAN SURAT / PERNYATAAN SIKAP DUKUNGAN terhadap RUU PORNOGRAFI melalui FAX, karena teman2 di DPR sekarang tersudut dengan banyaknya surat2 yang MENOLAK RUU PORNOGRAFI tersebut.

No. Fax Pansus RUU PORNOGRAFI d.a DPR-RI Senayan Jakarta = 021-57115512 Juga dapat di Fax ke = PKS 021-5756471 (Ibu Yoyoh Yusroh) Golkar 021-5735304 Demokrat 021-5755134 PKB 021-5755624 atau juga bisa kirimkan ke sms center : 081380123450 Ketik : RUUalasan perlunya RUU, nama, alamat domisili atau via email : sahkan.ruupornografi@gmail.com

CP: Hilman Rosyad Anggota Pansus RUU Pornografi Tolong sebarkan segera!…terimakasih

NB: Jangan Lupa untuk mengirim, seperti kata WS Rendra, “Kesadaran adalah Matahari, Kesabaran adalah Bumi… dan Perjuangan adalah Realisasi Kata-Kata!!!”

Rabu, Juli 02, 2008

Beginilah Kupahami Dojo Kun (bagian 1)








Dojo kun (sumpah karate-do tradisional)



jinkaku kansei ni tsutomuru koto (sanggup menyempurnakan kepribadian)

Apa yang terbayang di benak kita ketika berbicara mengenai Kepribadian Muslim? Mungkin ada yang menjawab; Kepribadian muslim itu tercermin pada orang yang rajin menjalankan Islam dari aspek ritual seperti shalat. Ada yang mengatakan kepribadian muslim itu terlihat dari sikap dermawan dan suka menolong orang lain atau aspek sosial. Mungkin ada yang berpendapat kepribadian muslim itu terlihat dari penampilan seseorang yang kalem dan baik hati.

Jawaban di atas hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.

Ya, kepribadian Moslem Karateka sebagai bagian dari Moslem Fighter yang sempurna. Menyeluruh dan tidak sebagian saja. Tentunya semampu kita. Dan inilah kepribadian yang dimaksud:

1. Salimul ‘Aqidah / ‘Aqidatus Salima (Aqidah yang lurus/selamat)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim.
Dengan aqidah yang lurus, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada ALLAH SWT, dan tidak akan menyimpang dari jalan serta ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kelurusan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada ALLAH sebagaimana firman-Nya yang artinya : “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam”. (QS. al-An’aam [6]:162). Karena aqidah yang lurus/selamat merupakan dasar ajaran tauhid, maka dalam awal da’wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman, dan tauhid.

2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk/mengikuti (ittiba’) kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ditambah-tambahi atau dikurang-kurangi.

3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk2-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena akhlak yang mulia begitu penting bagi umat manusia, maka salah satu tugas diutusnya Rasulullah SAW adalah untuk memperbaiki akhlak manusia, dimana beliau sendiri langsung mencontohkan kepada kita bagaimana keagungan akhlaknya sehingga diabadikan oleh ALLAH SWT di dalam Al Qur’an sesuai firman-Nya yang artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung”.
(QS. al-Qalam [68]:4).

4. Mutsaqqoful Fikri (wawasan yg luas)
Mutsaqqoful fikri wajib dipunyai oleh pribadi muslim. Karena itu salah satu sifat Rasulullah SAW adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: ” pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS al-Baqarah [2]:219). Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Untuk mencapai wawasan yg luas maka manusia dituntut utk mencari/menuntut ilmu, seperti apa yg disabdakan beliau SAW : “Menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap muslim”.(Muttafaqun ‘alaihi). Dan menuntut ilmu yg paling baik adalah melalui majelis2 ilmu spt yg digambarkan ALLAH SWT dlm firman-Nya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. al-Mujadilaah [58]:11). Oleh karena itu ALLAH SWT mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang, sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.(QS. az-Zumar [39]:9).

5. Qowiyyul Jismi (jasmani yg kuat)
Seorang muslim haruslah memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan kondisi fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim. Dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Bahkan Rasulullah SAW menekankan pentingnya kekuatan jasmani seorang muslim seperti sabda beliau yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah”. (HR. Muslim).

6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
Hal ini penting bagi seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)”. (HR. Hakim).

7. Harishun 'Ala Waqtihi (disiplin menggunakan waktu)
Harishun 'ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk disiplin mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syu'unihi (teratur dalam suatu urusan)
Munazhzhaman fi syu'unihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Dimana segala suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat , berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.

9. Qodirun 'Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)
Qodirun 'alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.

10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
Manfaat yang dimaksud disini adalah manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang di sekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. (HR. Qudhy dari Jabir).

Untuk meraih kriteria di atas membutuhkan kesungguhan dan kesinambungan (kalo yang ini mah erat kaitannya dengan poin ke-3 dari Dojo Kun). Allah swt berjanji akan memudahkan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh meraih keridloan-Nya. “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-‘Ankabut : 69). Allahu A’lam




makoto no michi o mamoru koto (sanggup patuh pada jalan yang benar)

    1. “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah*) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.[16]An-Nahl: 125)

*)Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

    1. Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS.[12] Yusuf: 108)
    2. Tunjukilaha) kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.b) (QS.[1] Al-Faatihah: 6-7)

a)Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.

b)Yang dimaksud dengan ’mereka yang dimurkai’ dan’ mereka yang sesat’ ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

=to be continued=
diracik dari berbagai sumber (dakwatuna.com dll)





*) back sound: Shaolin_Soccer_Soundtrack_-_Opening_Theme

Minggu, Januari 27, 2008

bela sungkawa

turut berduka cita atas meninggalnya mantan presiden RI,SOEHARTO.semoga klwrga yg ditinggalkan dberi ktabahan dan keinsyafan untuk SEGERA kembali ke jalan yang benar,mengembalikan hak2 rakyat yg pernah dirampas.

Selasa, Januari 01, 2008

jazaakalloohu khairan yaa ustaadz

Kajian sore ni di salam fm jam setengah lima sore. Kitab Tauhid by Syekh Abdul Wahab. Ustadz Ispiraini,Lc yang menyampaikan. Pas banget. Mbahas sabar atas takdir Allah.

Ya, soalnya baru aja 'dikaruniai musibah' berupa ketabrak sepeda motor. Yang sabar itu bisa menahan kendati 'benci' atau gak suka dengan musibah yang menimpa

Nah, tingkatan berikutnya adalah ridha. Ridha tuh tampak dengan indikasi: tak ada perubahan sikap ketika dapat musibah maupun tidak. Jadi, gak ngaruh alias sama aja gitu. Hal ini karena semua emang udah ditakdirkan oleh Allah.

Yang lebih keren lagi, bersyukur dapat musibah. Why? Coz tu musibah ditimpakan di dunia. Nah lo'. Bayangin aja kalo nimpanya di akhirat..hiii...amit2 deh, na'uudzubillaah banget gitu. Lagian, tiap dapet musibah, musti diganti dengan gugurnya dosa. Wah..3x..emang untung jadi mukmin.

Dalam sesi tanya jawab, ada yang nanya ttg takdir yang bisa diubah dengan doa. Jawabannya: Takdir yang ada dalam catatan malaikat. Yang gak bisa diubah tuh yang kecatat di Lauhul Mahfudz, rahasia Allah semata, malaikat cuma dikasih dikit aja kali yee... Jadi, kalo ada yang berdoa tuk mengubah takdir maka doanya itu juga termasuk takdir yang tercatat dalam Lauhul Mahfudz.