yang berserakan itu, sebuah barisan yang tergeletak itu, sebuah barisan yang berceceran darah itu, sebuah barisan
berpangkal dari satu barisan di bawah sana jauh di dasar sana, di dalam sana
berpanglima seorang gempa terkomando sosok goncangan dan berprajuritkan samudera serta rekahan-rekahan
mereka adalah barisan-barisan semesta yang membentuk barisan penuh luka yang membentuk barisan tanpa daya yang membentuk barisan tak bernyawa tanpa sukma yang berhamburan berantakan yang berujung pada kekacauan dan seharusnya berakhir dengan… sebuah kesadaran
bahwa barisan-barisan semesta: berdaya dan tidak berdaya menurut kehendak-Nya
dibantu dan membantu dikubur, terkubur dan mengubur hanya karena-Nya
Yang meluluhlantakkan ujung pulau Sumatera Yang menggoncangkan tanah Jawa dan Papua Yang berkehendak terhadap Nusantara
namun jua Yang memelihara alam raya dan menumbuhkan kasih sayang terhadap sesama
kawan, kalian adalah barisan semesta mereka adalah barisan semesta angin, ombak, gempa, semuanya kita adalah barisan semesta yang tunduk kepada Yang Maha Perkasa dengan sukarela maupun terpaksa sebab kita memang bukan penguasa sebenarnya
Labuha-Halmahera Selatan , 30 Mei 2006 Sajak ini dipersembahkan kepada para korban gempa tektonik di DIY dan Jateng serta dibacakan dalam acara refleksi tsunami aceh untuk jogja sebagai salah satu bentuk aksi solidaritas kemanusiaan untuk yogya yang digelar di alun-alun Labuha, ibukota Kabupaten Halmahera Selatan, propinsi Maluku Utara oleh DPD PKS Halmahera Selatan, mahasiswa KKN STAIN Ternate,STAI Alkhairat dan HMYHS ( Himpunan Masyarakat Yogya di Halmahera Selatan ) *) back sound: Maha Mendengar by Tsunami
yg punya halaman web/blog/mp/fs/fb/dlsb, silakan cantumkan agar sy bisa membalas sapaan di halaman anda, insyaallah.
Nah, bagi yg blm punya maupun tdk menyediakan papan komen, insyaallah sy bls jg d shoutbox ni.
v(=^_^=)/